
Lensadialektika Lebak – Proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di SMAN 1 Rangkasbitung, diduga tak profesional. Sejumlah orang tua minta hasil seleksi di audit.
Berdasarkan hasil informasi yang diperoleh dari sejumlah wali murid. Jika, hasil seleksi SPMB di sekolah tersebut dinilai tidak transparansi. Bahkan, beberapa anak mereka dengan nilai rapor tinggi banyak yang tersingkir. Sementara peserta dengan nilai lebih rendah dinyatakan lolos.
K, salah satu orang tua murid, mengaku kecewa karena anaknya yang memiliki nilai rata-rata rapor 83 dan jarak domisili hanya 104 meter dari sekolah, tiba-tiba tidak lolos seleksi.
”Awalnya anak saya mendaftar lewat jalur zonasi. Saat itu dia masuk dalam daftar sementara dengan posisi yang aman dari kuota sebanyak 63 orang. Tapi beberapa hari kemudian namanya terdepak,” ujar K saat dihubungi wartawan pada Selasa (1/7/2025).
K mengatakan, saat itu ia tidak terlalu mempermasalahkan. Namun, kekecewaannya memuncak setelah melihat hasil akhir pengumuman di situs resmi SPMB .
”Yang bikin aneh, pas pengumuman tiba-tiba nilai rata-rata terendah yang diterima jadi 79. Bahkan kuotanya juga bertambah dari 64 menjadi 79 orang. Anak saya dengan nilai 83 malah tidak diterima, tapi ada yang nilainya lebih rendah bisa masuk. Ini ada apa?,” tegasnya.
K mempertanyakan transparansi dan profesionalisme panitia SPMB di sekolah tersebut.
”Kalau tiba-tiba berubah seperti itu, wajar dong kalau kami curiga. Siapa mereka yang bisa diterima dengan nilai lebih rendah? Kami minta penjelasan terbuka,” tandasnya.
Hal serupa juga diungkapkan E, orang tua calon siswa lainnya. Ia mengatakan anaknya memiliki nilai rata-rata 84, namun juga tidak diterima.
”Sama, anak saya nilainya 84 malah tidak lolos. Tapi yang nilainya di bawah itu malah bisa masuk. Ini benar-benar membingungkan,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMAN 1 Rangkasbitung, Heri Fasa, belum memberikan tanggapan. Meski, sudah di konfirmasi melalui pesan WhatsAppnya. (pek)